Ingatan Semalam

Aku ini hawa.

Orang kata,
Hawa ini - hatinya semacam silir bawang,
sedikit tergiris, pasti bergenang.
Si cengeng ini cepat terusik hatinya,
malah, jelus pula.


Ku terimbau - bukan sengaja.
Memori selumbari,
saat bahagia disayangi,
saat bahagia punya dua hati,
saat bahagia dengan mendam berahi,
bagai dipanah cinta dewa dewi.
Bahagia, tak terperi!

Tapi, akal cepat menyangkal.
Berkucur-kucur air mata, kau kata bahagia?
Berbuku-buku cemburu, kau kata bahagia?
Berhambur-hambur makian, kau kata bahagia?

Heh.

Baru ku sedar,
aku ini hawa yang sebenar.
Oh, nafsu aku sembilan,
bagai pungguk asyik berbicara sama rembulan.
Nasib punya satu akal budi,
tidaklah asyik berhiba sendiri.

**************

Rasa ini bagai fraktal
untuk seorang yang tipikal.
Mengimbau yang indah-indah,
yang buruk tak pula endah.

Comments

Popular Posts